Jumat, 25 Januari 2013

Pendidikan Karakter

Pendidikan Karakter


Ingin hidup yang mudah? permudahlah urusan orang lain, sebisa mungkin kita meringankan keberatan orang lain, jika semua hal itu sangat bergantung pada kita, niscaya kemudahan adalah makanan sehari - hari kita

Tanamkan dalam hati kita hanya ada satu hukum kesuksesan, yaitu memberi terlebih dahulu sebelum menerima. Tidak ada sarapan gratis di muka bumi ini, dan kita harus membayar sebuah harga untuk sesuatu yang berkualitas dan kita inginkan

Hanya Butuh Sedikit Perbedaan (0,02 detik) ketika Usain Bolt (9,72 detik) memecahkankan rekor dunia balap lari 100m yg dipegang oleh Asafa Powell (9,74 detik) pada tahun 2008. Demikian juga dalam hidup, Hanya Butuh Sedikit Perbedaan pola pikir dan tindakan untuk mengubah diri kita dari seorang Pecundang menjadi seorang Pemenang

Core Transformation dalam Pendidikan Karakter bukan hanya pengetahuan saja tetapi bagaimana menjadi Habit (kebiasaan), salah satu caranya adalah Repetisi. Ajarkan perilaku yang ingin dibentuk dan ulang terus sampai menjadi kebiasaan.


Tidak ada satupun yang kekal di dunia ini, karenanya terimalah dengan hati lapang setiap pertemuan, perpisahan, kesuksesan, kegagalan, maupun kehilangan. Segala sesuatu pasti tergantikan, tidak akan bertahan selama-lamanya. Jangan terlalu bersedih atas sebuah perpisahan, kehilangan atau kegagalan, melainkan mensyukuri keberhasilan dan apapun yang masih engkau miliki. Tetaplah optimis, berani, bersyukur dan bersabar dalam menjalani kehidupan ini


Kejayaan adalah tangga bambu yang tidak dapat anda panjat dengan tangan yang masuk kedalam kantung celana. Ada karya yang harus dibuat oleh tangan anda


Ingin hidup yang tenang? Mulailah dengan menenangkan sesama dan lingkungan anda, alias tidak usah banyak ulah yang meresahkan lingkungan dan sesama


Sabar sebagai pasangan bagi rasa Syukur. Dan keindahan rasa syukur akan hadir saat didampingi oleh kesabaran


Orangtua Yang Bingung Akan Menciptakan Anak Berkonflik

Orang pertama di dunia yang berusaha mengubah seorang anak adalah orangtua. Orangtua berusaha mengubah anak balitanya menjadi orang lain untuk kemudian meminta – balita yang sama yang telah tumbuh remaja – menjadi dirinya sendiri. Benar-benar seperti orang bingung kan?

Betapa menguntungkan apabila bisa melewati masa 10 tahun pertama dalam hidup dengan penuh penerimaan dari kedua orangtua. Orangtua sering tidak sadar berusaha membentuk anaknya menurut apa yang mereka pikirkan. Padahal anak-anak itu telah memiliki citra dirinya sendiri dari Sang Pencipta. Banyak orangtua gagal memahami hal ini. Seringkali orangtua hanya menyayangi anaknya saat bertingkah laku baik, "kamu akan mama ajak pergi kalau selesaikan PR" atau "papa akan senang kalau kamu menurut jika diberitahu" atau “kamu tidak akan remedi jika ulanganmu baik", apakah ini benar?

Nantinya kita justru akan menciptakan model anak yang akan suka membantah dan membangkang pada orangtuanya sendiri, namun mereka mau dibodohi oleh temannya. Mereka tumbuh menjadi seorang dewasa yang selalu dibodohi lingkungan dan selalu menjadi "korban" dalam kehidupan ini. Mereka memiliki rasa marah dalam dirinya namun tak tahu bagaimana harus melepaskannya. Mereka menjadi "trouble maker" dimanapun mereka berada. Apakah ini tujuan kita mendidik dan mengasuh seorang anak?



Tidak ada komentar:

Posting Komentar