Selasa, 18 Desember 2012

‎~** Akhi, kutunggu khitbahmu **~

‎~** Akhi, kutunggu khitbahmu **~


[Ya Rabbi, ajarilah kami untuk bijak dalam berpikir, santun 
dalam bersikap dan bertutur, tenang ketika gundah, dan 
diam ketika amarah melanda.
Kami sadari, kami hanyalah wanita biasa, wanita akhir 
zaman yang berusaha utk terus berbenah diri dan menata 
hati kami, dalam keimanan dan keta'atan kami kepada-Mu 
dan Rasul pilihan-Mu, di atas segala keterbatasan dan fitrah 
atas kami, di tengah perkembangan dan kemajuan zaman. 
Kami sadar, sekuat apapun Iman kami, setegar apapun 
langkah kami, semua tak akan ada gunanya tanpa ridha-Mu. 
Maka jagalah selalu hati kami yg mudah terbolak-balik ini, 
agar ke Imanan kami yg hanya setipis rambut kami, tak 
akan mudah goyah oleh hanya karena godaan rasa dan 
kilaunya dunia. Aamiin ]

Akhi, terkadang ta'aruf kita membuat kita selalu ingin
Akhi, terkadang ta'aruf kita membuat kita selalu ingin
Tapi kita sadar bersama, ada gejolak yg senantiasa
Tapi kita sadar bersama, ada gejolak yg senantiasa
Akhi, jika kita memang telah merasa 'siap' lahir bathin, jika
Akhi, jika kita memang telah merasa 'siap' lahir bathin, jika
Jika begitu,, kutunggu khitbahmu akhi.
Jika begitu,, kutunggu khitbahmu akhi.



Akhi, tak terasa bulan terus berjalan, perkenalan kita 
mengantar kita pd sebuah keinginan utk Ta'aruf, sebelum 
akhirnya kita benar2 siap memasuki sebuah ikatan yg 
bernama pernikahan.
berjumpa, meski hanya sekedar bertegur sapa, bertanya 
kabar, dalam kata ''sudah sholat belum? '' sudah makan 
belum, lagi dimana dan sedang apa?''
meriakkan rasa kita, mengoda kita utk terus dan terus 
bersama,, berjumpa dan bertukar kisah. Yang terkadang 
tanpa kita sadari, kalimat demi kalimat itu semakin 
berkembang, menjadi rangkaian kata indah, ungkapan rasa 
yang kita sama rasakan. Dan kitapn mulai terlena, dan 
menginginkan lebih dari sekedar jumpa, sekedar sapa,, 
menjadi sesuatu yg rasanya 'kurang' bila kita tak lakukan. 
Kerinduanpn mulai melanda, setiap saat yg terbayang dan 
terngiang adalah keinginan utk terus bersama dan 
bersama...
Itulah godaan rasa akhi, godaan yg diam2 syetan 
mengekorinya, hingga kita terbuat karenanya.
memang kita merasa telah menemukan kecocokan dalam 
rasa kita, dalam tujuan yg ingin kita raih bersama...
Mengapa masih menunda?
Mengapa masih menunggu,?
Bukankah Ta'aruf telah cukup membuat kita saling mengenal 
pribadi satu dengan yang lain?
Dan bukankah kita punya niat dan keinginan bersama utk 
menjaga hati kita? Meski terkadang kita lalai hanya karena 
deraan rasa yang ada??
Atau kita harus berhenti sampai di sini. Bukan karena aku 
tak memiliki rasa cinta, kasih dan sayang.
Tapi aku takut ini semua akan membuatku terseret, 
terbenam dalam fitnah cinta yang belum halal utkku.
Karena meskipun kita telah ta'aruf, tapi batasan2 itu masih 
ada, dan masih mudah tergoda fitnah.
Khitbahlah aku akhi,,,,
tau kita berhenti sampai di sini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar