Jumat, 01 Februari 2013

BUDIDAYA CABAI


BUDIDAYA CABAI


Budidaya Cabai
Tanaman cabe

BUDIDAYA CABAI (BUDIDAYA CABE) MERUPAKAN PILIHAN AGRIBISNIS YANG BERNILAI EKONOMIS TINGGI




Tanah

Tanah tempat penanaman cabai (penanaman cabe)harus gembur dengan kisaran pH 6,5 – 6,8.

Air

Tanaman cabai (tanaman cabe) memerlukan air cukup untuk menopang pertumbuhannya. Air berfungsi sebagai pelarut unsur hara, pengangkut unsur hara ke organ tanaman, pengisi cairan tanaman cabai, serta membantu proses fotosintesis dan respirasi. Tetapi pemberian air tidak boleh berlebihan.

Iklim

Angin sepoi-sepoi cocok untuk budidaya cabai (budidaya cabe). Curah hujan tinggi berpengaruh terhadap kelebihan air. Intensitas sinar matahari sangat dibutuhkan tanaman cabai (tanaman cabe), berkisar antara 10 – 12 jam per hari. Sedangkan suhu optimal untuk pertumbuhan tanaman cabai (tanaman cabe) 240C -280C.



Pemilihan Lokasi Budiaya Cabai (Budidaya Cabe)

Lokasi budidaya cabai (budidaya cabe) sebaiknya dipilih yang strategis, transportasi mudah, dekat sumber air, jauh dari area penanaman cabai (penanaman cabe)  lain/tanaman sefamili. Sejarah lahan sangat penting untuk diperhatikan, paling baik lahan tidak ditanami tanaman cabai (tanaman cabe) selama minimal 2 tahun terakhir agar diperoleh hasil optimal.

Pengukuran pH Tanah Budiaya Cabai (Budidaya Cabe)

Pengukuran pH tanah diperlukan untuk menentukan jumlah pemberian kapur pertanian pada tanah masam atau pH rendah (di bawah 6,5). Pengukuran bisa menggunakan kertas lakmus, pH meter, atau cairan pH tester. Pengambilan titik sampel bisa dilakukan secara zigzag.

Persiapan Sarana Prasarana Budiaya Cabai (Budidaya Cabe)

1.      Pengadaan tanah untuk media semai.
2.      Pengadaan pupuk kandangpupuk kimia, dan kapur pertanian.
3.      Pengadaan benih dan mulsa PHP (Plastik Hitam Perak).
4.      Pengadaan pestisida.
5.      Pengadaan ajir, bambu penjepit mulsa PHP, dan tali pertanian.
6.      Pengadaan peralatan.
7.      Persiapan tenaga kerja.



1.      Pembajakan dan penggaruan.
2.      Pembuatan bedengan kasar selebar 110-120 cm, tinggi 40-70 cm, lebar parit 50-70 cm.
3.      Pemberian kapur pertanian sebanyak 200 kg/rol mulsa PHP untuk tanah dengan pH di bawah 6,5.
4.      Pemberian pupuk kandang fermentasi sebanyak 40 ton/ha dan pupuk NPK 15-15-15 sebanyak 150 kg/rol mulsa PHP.
5.      Pengadukan/pencacakan bedengan agar pupuk yang sudah diberikan bercampur dengan tanah. Rapikan bedengan.
6.      Pemasangan mulsa PHP.
7.      Pembuatan lubang tanam.
8.      Jarak tanam ideal musim kemarau 60 cm x 60 cm dan musim penghujan bisa diperlebar 70 cm x 70 cm. Tujuannya untuk menjaga kelembaban udara di sekitar pertanaman cabai (pertanaman cabe).
9.      Pemasangan ajir.

Persiapan Pembibitan dan Penanaman Budidaya Cabai (Budidaya Cabe)

1.      Rumah atau sungkup pembibitan.
2.      Pembuatan media semai.
3.      Komposisi media semai adalah 20 liter tanah, 10 liter pupuk kandang, dan 150 g NPK halus. Media semai dimasukkan ke dalam polibag semai.
4.      Penyemaian benih cabai (benih cabe).
5.      Pemeliharaan bibit.
Pembukaan sungkup dimulai jam 07.00 - 09.00, kemudian sungkup dibuka lagi jam 15.00-17.00. Umur 5 hari menjelang tanam sungkup harus dibuka penuh untuk penguatan tanaman. Penyiraman jangan terlalu basah, dilakukan setiap pagi.  Penyemprotan pestisida dilakukan pada umur 15 hss (hari setelah semai). Dosis ½ dari dosis dewasa.
6.      Pindah tanam.
Bibit cabai (bibit cabe) berdaun sejati 4 helai siap pindah tanam ke lahan.



Penyulaman budidaya cabai(budidaya cabe) dilakukan sampai umur tanaman 3 minggu. Apabila umur tanaman cabai (tanaman cabe) sudah terlalu tua dan masih terus disulam mengakibatkan pertumbuhan tanaman cabai (tanaman cabe) tidak seragam. Berpengaruh terhadappengendalian hama penyakit.

Perempelan dan Pengikatan Tanaman Budidaya Cabai (Budidaya Cabe)

Perempelan tunas samping. Perempelan tunas samping dilakukan pada tunas yang keluar di ketiak daun. Bertujuanmemacu pertumbuhan vegetatif tanaman, agar tanaman cabai (tanaman cabe) tumbuh kekar, disamping itu juga menjaga kelembaban saat tanamancabai (tanaman cabe)sudah dewasa. Dilakukan sampai pembentukan cabangutama, ditandai munculnya bunga pertama.
Perempelan daun. Perempelan daun dilakukan umur 80 hst (hari setelah tanam) pada daun-daun di bawah cabang utama dan daun tua/terserang penyakit.

Sanitasi lahan budidaya cabai (budidaya cabe) meliputi : pengendalian gulma/rumput, pengendalian air saat musim hujan sehingga tidak muncul genangan, tanaman cabai (tanaman cabe) terserang hama penyakit disingkirkan dari area penanaman.

Pengairan budidaya cabai(budidaya cabe) diberikan secara terukur, dengan penggenangan atau pengeleban seminggu sekali jika tidak turun hujan. Penggenangan jangan terlalu tinggi, batas penggenangan hanya 1/3 dari tinggi bedengan.

Diberikan dengan cara pengocoran :
-     Umur 15 hst dan 30 hst, dosis 3kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman cabai (tanaman cabe) 200ml.
-     Umur 45 hst dan 60 hst, dosis 4kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman cabai (tanaman cabe) 200ml.
-     Umur 75 hst, 90 hst dan 105 hst, dosis 5kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiaptanaman cabai (tanaman cabe) 200ml.
-    Kandungan Nitrogen tinggi diberikan umur 14 hst dan 21 hst.
-    Kandungan PhospatKalium dan mikro tinggi diberikan umur 35 hst dan 75 hst.



Gangsir

Gangsir tanaman cabai (tanaman cabe) adalahBrachytrypes portentosus. Hama ini menyerang tanaman muda yang baru saja pindah tanam. Serangannya dilakukan malam hari, sedangkan siang harinya bersembunyi di dalam tanah. Gangsir membuat liang dalam tanah sampai kedalaman 90 cm. Gangsir merusak tanaman cabai (tanaman cabe) dengan cara memotong pangkal batang tapi tidak memakannya. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisidaberbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam.

Ulat Tanah

Ulat tanah tanaman cabai (tanaman cabe) adalahAgrotis ipsilon. Hama jenis ini menyerang tanaman cabai (tanaman cabe) di malam hari, sedangkan siang harinya bersembunyi dalam tanah atau di balik mulsa PHP. Ulat tanah menyerang batang tanaman cabai (tanaman cabe) muda dengan cara memotongnya, sehingga sering dinamakan ulat pemotong. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisidaberbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam.

Ulat Grayak

Ulat grayak tanaman cabai (tanaman cabe) adalahSpodoptera litura. Hama ini menyerang bagian dauntanaman cabai (tanaman cabe) dengan cara bergerombol. Daun terserang berlubang dan meranggas. Ulat grayak disebut juga ulat tentara. Seperti halnya jenis ulat lain ulat ini menyerang tanaman cabai(tanaman cabe) malam hari, sedang siang harinya bersembunyi di balik mulsa atau dalam tanah. Ulat grayak bersifat polifag. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Ulat Buah

Ulat buah tanaman cabai (tanaman cabe) adalahHelicoverpa sp. Hama ini menyerang buah muda dengan cara membuat lubang dan memakannya. Ulat buah bersifat polifag. Pengendalian kimiawi  menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Thrips

Thrips tanaman cabai (Tanaman cabe) adalah Thrips parvispinus. Serangannya ditandai adanya bercak-bercak keperakan pada daun tanaman cabai (tanaman cabe)terserang. Hama ini lebih suka mengisap cairan daun muda sehingga menyebabkan daun terserang mengeriting, akhirnyatanaman cabai (tanaman cabe) menjadi kerdil. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahanaktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Kutu Daun

Kutu daun tanaman cabai (tanaman cabe) adalah Myzus persiceae. Kutu ini mengisap cairan tanaman cabai (tanaman cabe) terutama pada daun muda, kotorannya berasa manis sehingga menggundang semut. Serangan parah menyebabkan daun mengalami klorosis (kuning), menggulung dan mengeriting, akhirnya tanaman cabai (tanaman cabe)menjadi kerdil. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisidaberbahan aktif abamektin, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Kutu Kebul

Kutu kebul tanaman cabai (tanaman cabe) adalahBemisia tabaci. Hama berwarna putih, bersayap, tubuhnya diselimuti serbuk putih seperti lilin. Kutu kebul menyerang dan menghisap cairan sel daun sehingga sel-sel dan jaringan daun rusak. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Tungau

Tungau tanaman cabai (tanaman cabe) adalah tungau kuning (Pol Polphagotarsonemus lotus) dan tungau merah (Tetranychus cinnabarinus). Tungau bersembunyi di balik daun sambil menghisap cairan daun. Daun cabai (cabe) terserang berwarna kecoklatan, terpelintir, serta pada permukaan bawah daun terdapat benang-benang halus berwarna merah atau kuning. Pengendalian kimiawi menggunakaninsektisida akarisida berbahan aktif propargit, dikofol, tetradifon, piridaben, klofentezin, amitraz, abamektin, atau fenpropatrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Lalat Buah

Lalat buah tanaman cabai (tanaman cabe) adalahDacus dorsalis. Lalat betina dewasa menyerang dengan cara menyuntikkan telurnya ke dalam buah, kemudian telur berubah menjadi larva, telur-telur ini akhirnya menggerogoti buah cabai (cabe) sehingga buah menjadi busuk. Pengendalian lalat buah menggunakan perangkap lalat (sexpheromone), caranya : metil eugenol dimasukkan botol aqua yang diikatkan pada bambu dengan posisi horisontal, atau dapat menggunakan buah-buahan yang aromanya disukai lalat (misal nangka, timun) kemudian dicampurinsektisida berbahan aktif metomil.  Selain itu juga dapat dilakukan penyemprotan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Nematoda

Nematoda tanaman cabai (tanaman cabe) adalahMeloidogyne incognita. Serangan nematoda ditandai adanya bintil-bintil pada akar. Nematoda merupakan cacing tanah berukuran sangat kecil, hama ini merupakan cacing parasit penyerang bagian akar tanaman cabai (tanaman cabe). Bekas gigitan cacing inilah akhirnya menyebabkan serangan sekunder, seperti layu bakteri, layu fusarium, busuk phytopthora atau cendawan lain penyerang akar. Cara pengendalian nematoda dengan pemberian insektisidaberbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam.


Rebah Semai

Rebah semai tanaman cabai (tanaman cabe) adalahPythium debarianum. Penyakit ini biasa menyerangtanamancabai (tanaman cabe) fase pembibitan dan tanaman muda setelah pindah tanam. Cara pengendaliannya dengan penyemprotan fungisida sistemik berbahanaktif propamokarb hidroklorida, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf dan fungisida kontak berbahan aktif tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram. Dosis ½ dosis terendah yang tertera pada kemasan.

Layu Bakteri

Bakteri penyebab layu tanaman cabai (tanaman cabe)adalah Pseudomonas sp. Penyakit layu bakteri sering menggagalkan tanaman, tanaman cabai (tanaman cabe)terserang mengalami kelayuan pada daun, diawali dari daun-daun muda. Upaya pengendaliannya antara lain meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman cabai (tanaman cabe) terserang, melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan kimiawi menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. Sebagai pencegahan, secara biologi berikan trichoderma pada saat persiapan lahan. Umur 25 hst, 40 hst dan 70 hst dilakukan pengocoran menggunakan pestisida organik pada tanah, contoh wonderfat. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Layu Fusarium

Cendawan penyebab layu tanaman cabai (tanaman cabe) adalah Fusarium oxysporumTanaman cabai (tanaman cabe) terserang mengalami kelayuan dimulai daun-daun tua, kemudian menyebar ke daun-daun muda dan menguning. Upaya pengendaliannya antara lain meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman cabai(tanaman cabe) terserang, melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan kimiawi menggunakan fungisida berbahan aktif benomil, metalaksil atau propamokarb hidroklorida. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. Sebagai pencegahan, secara biologi berikan trichoderma pada saat persiapan lahan. Umur 25 hst, 40 hst dan 70 hst dilakukan pengocoran menggunakan pestisida organik pada tanah, contoh wonderfat. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Busuk Phytophtora

Cendawan penyebab busuk phytophtora tanaman cabai (tanaman cabe) adalah Phytopthora infestans. Penyakit ini menyerang semua bagian tanaman. Batang terserang ditandai bercak coklat kehitaman dan kebasah-basahan. Serangan serius menyebabkan tanaman cabai (tanaman cabe) layu. Daun terserang seperti tersiram air panas. Buah terserang ditandai bercak kebasah-basahan yang menjadi coklat kehitaman dan lunak. Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktifyang bisa digunakan diantaranya metalaksil, propamokarb hidrokloroda, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf dan fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya tembaga, mankozeb, propineb, ziram,  atau tiram. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Busuk Kuncup

Penyakit busuk kuncup tanaman cabai (tanaman cabe)adalah Choanephora cucurbitarum. Penyakit busuk kuncup menyerang bunga, tangkai bunga, pucuk dan ranting tanaman cabai (tanaman cabe). Ranting terserang berwarna coklat kehitaman dan cepat menyebar sehingga mematikan ujung tanaman cabai (tanaman cabe), sedangkan bagian lainnya masih tegar. Ranting mati membusuk. Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktifyang bisa digunakan diantaranya metalaksil, propamokarb hidroklorida, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf, dan fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya tembaga, mankozeb, propineb, ziram,  atau tiram. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Bercak Cercospora

Cendawan bercak cercospora tanaman cabai (tanaman cabe) adalah Cercospora capsici. Penyakit bercak cercospora menyerang daun, tangkai buah, batang dan cabangtanaman cabai (tanaman cabe). Gejala serangan ditandai adanya bercak bulat kecil kebasah-basah, bercak dapat meluas dengan diameter 0,5 cm, pusat bercak berwarna pucat sampai putih, tepi bercak berwarna lebih tua. Daun terserang parah berwarna kuning dan gugur. Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktifyang bisa digunakan diantaranya benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol dan fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Antraknosa (Patek)

Cendawan antraknosa tanaman cabai (tanaman cabe)adalah Colletotrichum capsici dan Gloesporium piperatum. Antraknosa sering juga diistilahkan patek. Buah terserang akan nampak bercak agak bulat dan berlekuk berwarna cokelat tua, di sini cendawan membentuk massa spora berwarna merah jambu. Buah terserang harus dimusnahkan dari areapenanaman cabai (penanaman cabe). Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Virus

Virus tanaman cabai (tanaman cabe) adalah TMV, TEV, TRV, CMV, TRSV, CTV dan PVY. Virus merupakan penyakit yang sangat berpotensi menimbulkan kegagalan terutama musim kemarau. Gejala serangan umumnya ditandai pertumbuhantanaman cabai (tanaman cabe) mengerdil, daun mengeriting dan terdapat bercak kuning kebasah-basahan. Penyakit virus sampai saat ini belum ditemukan penangkalnya. Penyakit ini ditularkan dari satu tanaman ke tanaman lain melalui vektor atau penular. Beberapa hama yang sangat berpotensi penular virus diantaranya adalah thrips, kutu daun, kutu kebul, dan tungau. Manusia dapat juga berperan sebagai penular virus, baik melalui alat-alat pertanian maupun tangan terutama saat perempelan. Beberapa upaya penanganan virus antara lain : membersihkan gulma (gulma berpotensi menjadi inang virus), mengendalikan hama/serangga penular virus, memusnahkan tanaman cabai (tanaman cabe)terserang, kebersihan alat dan memberi pemahaman kepada tenaga kerja agar tidak ceroboh saat melakukan penanganan terhadap tanaman cabai (tanaman cabe).

Pengendalian hama gangsir, ulat tanah dan nematoda dilakukan secara bersamaan cukup satu kali pemberianinsektisida, yaitu 1gram per lubang tanam.
Pengendalian hama ulat grayak, ulat buah, kutu daun, kutu kebul, thrips, tungau, lalat buah dan penyakitmenggunakan pestisida harus dilakukan berseling atau penggantian bahan aktif yang tertera di atas setiap melakukan penyemprotan (jangan menggunakan bahan aktifyang sama secara berturut-turut).


PANEN

Cabai (cabe) merah dapat dipanen pada umur 110 hst. Buah dipanen adalah buah 80% masak.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar